Batu - Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur menghimpun masukan dari para stakeholder untuk peningkatan pelayanan mudik gratis kapal laut 2020. Mudik gratis kapal laut 2019 dinilai berhasil dan Pemprov Jawa Timur ingin meningkatkan pelayanan mudik gratis kapal laut 2020.
Pada tahun 2019, kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. H. RB. Fattah Jasin, MS, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan program mudik balik gratis kepulauan dengan 6 rute yang dilalui, yaitu, Surabaya – Pulau Masalembu P sebanyak 8 trip, Kalianget – Pulau Kangean PP sebanyak 8 trip, Gresik – Pulau Bawean PP sebanyak 10 trip, Jangkar – Pulau Ra’as PP sebanyak 6 trip, Tanjung Wangi – Pulau Sapeken PP sebanyak 8 trip, dan dari Kangean – Sapeken PP sebanyak 4 trip.
"Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada stakeholder terkait yang telah mensukseskan program tahunan ini, sehingga masyarakat kepulauan dapat menikmati perjalanan ke kampung halaman dengan aman dan nyaman," kata Fattah.
Dia menyadari, bahwa program mudik dan balik gratis kepulauan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun ini memang belum bisa dikatakan sempurna, oleh karena itu pihaknya menggelar pertemuan tersebut untuk brainstorming atau urun rembug terkait pelaksanaan kegiatan mudik gratis tahun depan. "Mengingat program ini selalu di nanti oleh masyarakat tiap tahun agar dapat berlebaran di kampung halaman," ujarnya.
Sejak tahun 2010 Pemerintah Provinsi Jawa Timur Rutin melaksanakan program mudik balik gratis via kapal laut dengan sasaran masyarakat kepulauan yang ingin berlebaran di kampung halaman. program mudik dan balik gatis kepulauan merupakan salah satu program strategis “Jatim Akses” gubernur Jawa Timur.
Jawa Timur merupakan provinsi kepulauan yang besar. Dengan ratusan pulau dan luas laut yang membentang seluas 54 ribu kilometer persegi, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi maritim dengan berbagai tantangannya, terutama dari segi transportasi laut.
53 pulau berpenghuni di Jawa Timur dengan karakteristik yang berbeda – beda harus dikoneksikan dengan moda transportasi yang aman dan nyaman. Hal itu membutuhkan program dan pendanaan yang tidak sedikit.
kondisi tersebut jelas membutuhkan kebijakan yang cepat dan tepat, terutama di masa-masa demand/kebutuhan penggunaan moda transportasi sedang dalam puncaknya yaitu masa angkutan lebaran.
Pada setiap masa angkutan lebaran pasti akan terjadi lonjakan penumpang yang disebabkan karena tradisi merayakan hari raya di kampung halaman, termasuk bagi masyarakat kepulauan. Hal yang dikhawatirkan adalah jumlah kebutuhan masyarakat tidak sebanding dengan jumlah armada dan jadwal pemberangkatan yang ada. (Red)