Surabaya - Sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan perkeretaapian, sejak 2005 Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara bertahap memasang Early Warning System (EWS) pada perlintasan sebidang Kereta Api.
EWS adalah peralatan yang mampu mendeteksi jika ada KA yang akan melintas dan memberikan peringatan dini berupa sinyal atau lampu serta suara sirine untuk memperingatkan masyarakat yang akan melintas di perlintasan sebidang.
Alat tersebut bersifat stand alone dengan memanfaatkan solar cell sebagai sumber daya. Sampai dengan Tahun 2017 telah terpasang 304 unit yang tersebar di wilayah Jawa Timur.
"Namun, sebagus apapun alat yang dipasang jika keikutsertaan dan kesadaran masyarakat belum ada, maka peralatan keselamatan tidak akan memberikan manfaat secara maksimal," kata Kepala Bidang Pengembangan Transportasi Dan Multimoda Dishub Jatim, Kurniawan Hary P, ST MM.
Saat ini, di Jawa Timur sendiri tercatat 900,19 kilometer jalan kereta api yang masih aktif, dengan 1.465 perlintasan sebidang. Dari jumlah perlintasan tersebut, hanya 356 perlintasan yang berpintu dan dijaga, sehingga masih terdapat 1.111 perlintasan sebidang KA yang tidak dijaga.
Hal ini tentu menimbulkan menimbulkan potensi kerawanan terhadap keselamatan perjalanan KA. Padahal sejak tahun 2015 telah dioperasikan Double Track Lintas Utara Jawa sehingga jumlah perjalanan Kereta Api meningkat dari rata-rata 50 lintasan per hari menjadi 80 lintasan per hari dan masih bisa ditingkatkan menjadi 200 lintasan per hari.
"Hal tersebut tentu harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah terutama terkait keselamatan dan keamanan perlintasan sebidang," ucapnya. (Red)