Surabaya - Diklat Keamanan Penerbangan angkatan 19 di Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya dibuka Selasa (21/2/2017). 20 peserta diantaranya adalah siswa dari kalangan keluarga tidak mampu.
Tiga minggu mengikuti diklat tersebut, mereka tanpa dipungut biaya. Negara menanggung sepenuhnya biaya diklat tersebut. "Kalau reguler, biayanya lebih dari 9 juta per orang," kata Direktur ATKP Surabaya, Setiyo.
Meski gratis, mereka tetap diseleksi, selain fisik, juga seleksi administrasi dan yang penting menurut dia adalah surat keterangan dari pejabat tempat tinggal bahwa yang bersangkutan dari keluarga tidak mampu.
Selama tiga minggu kedepan, para siswa tersebut akan digembleng materi dan praktik tentang sistem keamanan penerbangan di wilayah bandara udara. "Setelah lulus diklat diupayakan mereka bisa langsung bekerja," jelasnya.
Selain diklat keamanan penerbangan, diklat untuk siswa dari keluarga tidak mampu juga dibuka untuk bidang logistik. Diklat bidang logistik meliputi materi dan praktik sistem logistik dan penanganan kargo di bandar udara.
ATKP kata dia tahun ini membuka diklat gratis untuk keahlian keamanan penerbangan dan logistik bagi 160 siswa dari keluarga tidak mampu. Kesempatan itu dibuka empat gelombang sepanjang 2017 sesuai kuota yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan.
Diklat Basic Avsec berlangsung selama tiga minggu (21 Februari – 13 Maret 2017) yang bertujuan untuk menyiapkan personil keamanan penerbangan yang kompeten dalam mewujudkan keamanan dan keselamatan penerbangan.
Sedangkan untuk Diklat Logistik dilaksanakan selama lima hari (21-27 Februari 2017) yang bertujuan untuk menyiapkan personil yang menangani sistem logistik dan cargo bandara.
ATKP Surabaya sebagai salah satu UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan pada tahun ini dipercaya menyelenggarakan pengembangan diklat teknis penerbangan untuk masyarakat sebanyak 160 orang.
Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, diklat ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah kepada keselamatan penerbangan Indonesia dan permasalahan logistik di Indonesia saat ini.
Lebih lanjut disampaikannya, diklat ini merupakan program pro rakyat yang ditujukan untuk membekali keterampilan bagi masyarakat yang kurang mampu dengan dibiayai 100 persen dari APBN Tahun Anggaran 2017. Salah satu syaratnya adalah surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari pejabat berwenang.
“Ini program bagus sekali dari Kementerian Perhubungan yang disalurkan melalui ATKP Surabaya. Pada diklat ini masyarakat yang tidak mampu direkrut dan dididik untuk ikut pelatihan baik untuk polisi bandara maupun logistik. Tujuannya untuk memberikan pendidikan kilat, untuk beberapa bidang yang memang seperti polisi bandara harus memerlukan pelatihan khusus diharapkan punya lisensi berstandar internasional.,” jelasnya.
Menurutnya, penyelenggaraan transportasi dituntut untuk tidak cukup hanya sampai pada tingkat berjalan baik-baik saja, namun penyelenggaraan transportasi harus efektif, efisien, dan berdaya saing global.
“Transportasi merupakan bagian dari mata rantai logistik, artinya, keberhasilan proses logistik erat kaitannya dengan performa dan kinerja transportasi. Transportasi yang cepat, efektif, dan efisien sangat dibutuhkan dalam proses penyediaan logistik. Sehingga tercapai perolehan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, dengan biaya efisien,” kata Gus Ipul.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul menyampaikan, Pemprov Jatim memiliki rencana pengembangan pelayanan transportasi udara antar kota di dalam wilayah Jatim. Rencana tersebut disebut dengan city link. Konsep ini merupakan program orisinil yang dikembangkan Pemprov Jatim.
Ada dua pertimbangan dalam pengembangan city link yakni pertama, Jatim merupakan provinsi besar, sehingga pelayanan transportasi udara antar kota akan sangat dibutuhkan di masa mendatang. Kedua, mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekomomi baru untuk mengurangi disparitas wilayah, sehingga dapat membuka potensi wilayah tersebut untuk meningkatkan iklim investasi yang lebih kompetitif baik investor dalam negeri maupun luar negeri.
Dikatakan, di Jatim terdapat enam Bandar Udara yang telah beroperasi yakni Bandar Udara Juanda, Abdulrachman Saleh Malang, Blimbingsari Banyuwangi, Notohadinegoro Jember, Trunojoyo Sumenep, dan Harun Thohir Pulau Bawean. Sedangkan yang dalam tahap perencanaan yakni Bandar Udara Kangean-Sumenep, Masalembu Sumenep, dan Tulungagung. (red)